SpongeBob SquarePants

Jumat, 03 April 2020

BAHASA INDONESIA KELAS XI - MERANCANG KARYA ILMIAH


BAB IV

MERANCANG KARYA ILMIAH

A. Mengidentifikasi Struktur Karya Ilmiah
Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah tulisan yang berisi tentang fenomena atau peristiwa yang ditulis berdasarkan kenyataan (bukan fiksi). Misalnya, tulisan tentang ilmu pengetahuan, alam sekitar, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui studi kepustakaan, penelitian, atau pengalaman di lapangan.
Beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai
berikut.
1.  Judul
Judul mencerminkan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian.
Contoh:
“AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual)
Siswa SMA Labschool UPI Bandung”

Dari judul diatas dapat diketahui bahwa :
a.  masalah yang diteliti

:
aktivitas pergaulan dan prestasi
belajar siswa
b.  ruang lingkup penelitian
:
kecerdasan emosi dan intelektual
siswa
c.  tujuan penelitian
:
mengetahui ada tidaknya hubungan
antara aktivitas pergaulan dengan
d.  subjek penelitian
:
siswa SMA Labschool UPI Bandung
e.  metode penelitian
:
deskriptif-komparatif

2. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Uraian   pada   latar   belakang   masalah   dimaksudkan   untuk menjelaskan  alasan  timbulnya  masalah  dan  pentingnya  untuk dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu, kemasyarakatan, maupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya.
b. Perumusan Masalah
Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh penulis, yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan mengapa, bagaimana. Masalah itu pula yang nantinya menjadi fokus pembahasan di dalam karya ilmiah tersebut.


c. Tujuan (Penulisan Karya Ilmiah)
Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di dalam penulisan karya ilmiah tersebut; berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.  Dengan demikian, tujuan harus sesuai dengan masalah pada karya ilmiah itu.
d. Manfaat
Perlu diyakinkan pula kepada pembaca tentang manfaat atau
kegunaan dari penulisan karya ilmiah. Misalnya untuk pengembangan
suatu bidang ilmu ataupun untuk pihak atau lembaga-lembaga
tertentu.
3. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan.
Tercakup pula di dalam bagian ini adalah kerangka pemikiran dan
hipotesis. Kerangka  teoretis  dimulai  dengan  mengidentifikasi  dan
mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan
hipotesis.
4. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian diartikan sebagai prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, sampai dengan pelaporannya. Metode- metode penelitian misalnya sebagai berikut.
a.       Metode deskriptif, yakni metode penelitian yang bertujuan hanya menggambarkan  fakta-fakta  secara  apa  adanya,  tanpa  adanya perlakukan apa pun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang bersifat kuantitatif (statistika) ataupun fakta kualitatif.
b.      Metode  eksperimen,  yakni  metode  penelitian  bertujuan untuk memperoleh  gambaran  atas  suatu  gejala  setelah  mendapatkan perlakuan.
c.       Metode penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas             tertentu.
5. Pembahasan
Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait
dengan rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada
bab pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan,
wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan berbagai sudut pandang;
diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
6.  Simpulan dan Saran
Simpulan merupakan pemaknaan kembali dari
keseluruhan unsur penulisan karya ilmiah. Peneliti harus pula menyusun
rekomendasi atau saran-saran yang dapat menjadikan sebuah karya ilmiah yang telah diteliti menjadi lebiih baik .
7. Dafar Pustaka
Dafar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai
landasan dalam karya ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, baik
itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumber-
sumber lain dari internet. Susunan penulisan dafar pustaka: nama yang disusun di balik; tahun terbit; judul pustaka; kota terbit; dan penerbit.

B. Bentuk Penyajian Karya Ilmiah
Secara umum, bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu :
1. Bentuk Populer
Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam
bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Karya
ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran
atau majalah. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, bahasanya mudah
dipahami namun tidak berupa senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi (rekaan).
2. Bentuk Semiformal
Bentuk karya ilmiah semiformal umumnya digunakan dalam berbagai jenis laporan biasa dan makalah. Secara garis besar,  karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
a.  halaman judul,
e.  pembahasan,
b.  kata pengantar,
f. simpulan, dan
c.  dafar isi,
g.  dafar pustaka.
d.  pendahuluan,

3. Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur
kelengkapan akademis, seperti dalam skripsi, tesis, atau
disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Judul
h. Bab Metode penelitian
b. Tim pembimbing
i.  Bab Pembahasan hasil penelitian
c. Kata pengantar
j.  Bab Simpulan dan rekomendasi
d. Abstrak
k. Dafar pustaka
e. Dafar isi
l.  Lampiran-lampiran
f. Bab Pendahuluan
m. Riwayat hidup
g. Bab Telaah kepustakaan/kerangka teoritis


C. Penyajian Karya Ilmiah
Penyajian karya ilmiah hendaknya sebagai berikut:
1.      Sistematis, susunan teks dan sistematikanya teratur dengan pola yang baku.
2.      Logis, isinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat.
3.      Objektif (impersonal), pernyataan-pernyataannya didasarkan pandangan umum atau tidak didasari pandangan pribadi penulisnya
semata.
4.      Faktual, kebenaran di dalamnya didasarkan kenyataan yang
sesungguhnya.
5.      Ragam bahasa yang digunakan harus lugas atau bermakna denotatif. Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan,
sesuai dengan konsep asalnya (makna sesungguhnya). Adapun lawan dari denotasi yaitu makna  konotasi  adalah  makna  yang  telah  mengalami  penambahan. Perhatikan contoh berikut:

No.
Denotasi
Konotasi
Contoh kalimat
Makna
Contoh  kalimat
Makna
1.
Tangan kiri Arman
terkilir sewaktu
bermain bola.
posisi,
lawan dari
kanan
Partai politik yang beraliran kiri dilarang di
Indonesia.
ideologi,
aliran politik
2.
Malam ini udara
terasa sangat
panas.
Suhu
Hatiku panas begitu melihat Ahmad dimarahi Pak Lurah.
emosi, marah
3.
Adikku senang
mengenakan
pakaian hitam
bila keluar rumah.
Warna
Gelap
Ia sudah insaf, tidak ingin lagi tenggelam ke
dalam dunia hitam.
kemaksiatan,
kehinaan

D. Langkah-Langkah Menyusun Karya Ilmiah
Untuk menulis karya ilmiah yang baik, langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah sebagai berikut.
1.  Menentukan topik, hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah topik/masalah itu haruslah:
a. menarik perhatian penulis,
b. dikuasai penulis,
c. menarik dan aktual, serta
d. ruang lingkupnya terbatas.
2.Membuat kerangka tulisan, Langkah ini penting dilakukan untuk menjadikan tulisan kita tersusun secara lebih sistematis.
3. Mengumpulkan bahan, mengupulkan bahan yang dimaksud dapat bersumber dari buku, jurnal ilmiah, surat kabar, internet, dan sumber-sumber lainnya.
Adapun data itu sendiri dapat diperoleh melalui kegiatan observasi,
wawancara, angket, dan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.
4. Pengembangan kerangka menjadi teks yang utuh dan lengkap, langkah pengembangan tersebut harus pula memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada penulisan karya ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar